DIKLATSAR PAUD DARING

Posted by Unknown Minggu, 05 November 2017 0 komentar

TENTANG DIKLATSAR PAUD DARING

PendidikPAUD adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Sehingga seorang pendidik PAUD seharusnya menjalankan tugasnya setelah kompetensi dan kualifikasi terpenuhi.
Secara faktual, pendidik PAUD, terutama pada jalur pendidikan nonformal memiliki variasi yang sangat tinggi, baik secara kualifikasi maupun kompetensi. Berdasarkan data yang diperoleh dari temuan permasalahan kondisi PAUD, menurut DIrjen PAUDNI (2013), bahwa kualifikasi pendidik PAUD yang S1/D4 baru 24.09%. Sementara itu, peningkatan kompetensi pendidik melalui pelatihan baru menjangkau 118.018 orang (29/32%) dari 402.493 orang (di luar guru TPQ).
Untuk mendukung peningkatan mutu layanan yang relevan dengan tuntutan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu dan layanan terhadap pendidik PAUD, maka perlu diberikan berbagai diklat bagi pendidik PAUD. Diklat PAUD ini dilakukan secara berkesinambungan dan berjenjang, yaitu diklat dasar (ditujukan untuk mempersiapkan pendidik sebagai pengasuh dengan kompetensi minimal), diklat lanjutan (ditujukan untuk mempersiapkan pendidik yang kompeten sebagai guru pendamping), dan diklat mahir (ditujukan untuk mempersiapkan guru kompeten sebagai guru PAUD.
Permasalahan di lapangan masih banyak pendidik PAUD yang belum mempunyai kesempatan untuk mengikuti pelatihan dengan berbagai alasannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan diklat yang dapat memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya bagi pendidik PAUD. Salah satu caranya adalah dengan mengikutsertakan pendidik PAUD pada diklat berjenjang tingkat dasar secara online (daring).

PERSYARATAN
Peserta diklat dasar Pendidik PAUD melalui pembelajaran daring ini berasal dari Guru TPA/KB/SPS dan guru TK yang berada di kabupaten/kota dan provinsi dengan kriteria sebagai berikut :

1.      Kualifikasi pendidikan min. SMA
2.      Belum pernah mengikuti Diklat PAUD Jenjang Dasar
3.      Sehat jasmani dan rohani
4.      Bersedia mengikuti diklat dari awal sampai akhir
5.      Memiliki kemampuan dasar komputer
6.      Dapat menggunakan internet

Sumber : Diklat Dasar PAUD Tahun 2017 PPPAUDDIKMASJAWABARAT

Read More..

Anak cerdas Masa depan bangsa Cerah

Posted by Unknown Sabtu, 04 November 2017 1 komentar
MELATIH KECERDASAN ANAK

Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Namun secara pasti berangsur-angsur anak akan terus belajar dengan lingkungannya yang baru dan dengan alat inderanya, baik itu melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan mapun pengecapan. 

Anak berkemungkinan besar untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Bahkan anak bisa meningkat pada taraf perkembangan tertinggi pada usia kedewasaannya sehingga ia mampu tampil sebagai pionir dalam mengendalikan alam sekitar. Hal ini karena anak memiliki potensi yang telah ada dalam dirinya.

Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah: Adanya upaya-upaya pendidikan, seperti terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Selain itu pula landasan pendidikan Agama sejak dini sangat lah penting, jikalau seorang anak memiliki landasan agama yang kuat kemudian suatu saat tergelincir masih mungkinan suatu saat akan kembali ke jalan yang benar .

Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak. Sebab jika potensi kecerdasannya tidak dibimbing dan diarahkan dengan rangsangan-rangsangan intelektual, maka walaupun dia memiliki bakat jenius aakan tidak ada artinya sama sekali. Sebaliknya jika seorang anak yang memiliki kecerdasan rata-rata atau normal bila didukung lingkungan yang kondusif maka ia akan dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas diatas rata-rata atau superior. Hal ini berarti lingkungan memegang peranan penting bagi pendidikan anak selain bakat yang telah dimiliki oleh anak itu sendiri.
Read More..

Pengertian PAUD

Posted by Unknown 0 komentar
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Saat ini bidang ilmu pendidikan, psikologi, kedokteran, psikiatri, berkembang dengan sangat pesat. Keadaan itu telah membuka wawasan baru terhadap pemahaman mengenai anak dan mengubah cara perawatan dan pendidikan anak. Setiap anak mempunyai banyak bentuk kecerdasan (Multiple Intelligences) yang menurut Howard Gardner terdapat delapan domain kecerdasan atau intelegensi yang dimiliki semua orang, termasuk anak. Kedelapan domain itu yaitu inteligensi music, kinestetik tubuh, logika matematik, linguistik (verbal), spasial, naturalis, interpersonal dan intrapersonal.

Multiple Intelligences ini perlu digali dan ditumbuh kembangkan dengan cara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan secara optimal potensi-potensi yang dimiliki atas upayanya sendiri (Tientje, 2000).

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Sebagai orang tua kita ingin memberikan pendidikan yang terbaik pada anak-anak kita. Dan hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, memilihkan sekolah yang baik buat anak-anak kita.

Saat memasukan anak-anak kita ke playgroup berbeda dengan TK, karena yang diutamakan adalah beradaptasi/sosialisasi dengan teman sebayanya disamping ada tujuan lain diantaranya : bermain & bersenang-senang, sharing, merasakan "menang dan kalah", melatih kreatifitas anak, melatih motorik kasarnya, mempersiapkan anak agar pada saat masuk TK sudah tidak lagi susah dalam bergaul / beradaptasi dengan guru serta teman-temannya..
Read More..

Landasan yuridis paud

Posted by Unknown 0 komentar
Landasan Yuridis di bentuknya lembaga PAUD adalah berdasarkan hal-hal di bawah ini :

1. Pembukaan UUD 1945 ; 
‘Salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.’

2. Amandemen UUD 1945 pasal 28 C
’Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.’

3. UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1)
’Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minta dan bakat.’

4. UU No 20/2003 pasal 28
1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal.
3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

5) Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Read More..

Pola belajar anak usia dini

Posted by Unknown 0 komentar
Menurut konsep PAUD yang sebenarnya, anak-anak seharusnya dikondisikan dalam suasana belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan lewat berbagai permainan. Dengan demikian, kebutuhannya akan rasa aman dan nyaman tetap terpenuhi. Kalaupun kepada siswa SD kelas awal ingin diajarkan konsep berhitung, contohnya, pilihlah sarana pembelajaran melalui nyanyian atau cara lain yang mudah dipahami dan menyenangkan.

Hanya saja, meski sama-sama melalui cara yang menyenangkan, tujuan pendidikan anak usia prasekolah berbeda dari pendidikan anak usia sekolah dasar awal. Kalau pendidikan bagi anak usia prasekolah bertujuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, maka konsep pendidikan di awal sekolah dasar bertujuan mengarahkan anak agar dapat mengikuti tahapan-tahapan pendidikan sesuai jenjangnya. Selain tentu saja untuk mengembangkan berbagai kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan guna mengoptimalkan kecerdasannya.

Proses pembelajaran kepada anak harus sesuai dengan konsep pendidikan anak usia dini. Mengajarkan konsep membaca dan berhitung, contohnya, haruslah dengan cara yang menarik dan bisa dinikmati anak. Yang tidak kalah penting, selama proses belajar, jadikan anak sebagai pusatnya dan bukannya guru yang mendominasi kelas. Dalam pelaksanaannya, inilah yang disebut CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Jadi bukannya "CBSA" yang kerap diplesetkan sebagai "Catat Buku Sampai Abis".

Sementara pendidikan usia dini yang diberikan dalam keluarga juga harus berpijak pada konsep PAUD. Artinya, pola asuh yang diterapkan orang tua hendaknya cukup memberi kebebasan kepada anak untuk mengembangkan aneka keterampilan dan kemandiriannya. Ingat, porsi waktu terbesar yang dimiliki anak adalah bersama keluarganya dan bukan di sekolah.
Read More..

Pendidikan Karakter Bagi anak Usia Dini

Posted by Unknown Rabu, 01 November 2017 0 komentar
Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini
Ada sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud adalah :
  1. meningkatnya kekerasan di kalangan remaja,
  2. penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk,
  3. pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan,
  4. meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas.
  5. semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk,
  6. menurunnya etos kerja,
  7. semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru,
  8. rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara,
  9. membudayanya ketidakjujuran, dan
  10. adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.
Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia. Selain sepuluh tanda-tanda jaman tersebut, masalah lain yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Padahal, pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”).

Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, dan acting”. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat.

Pendidikan karakter ini hendaknya dilakukan sejak usia dini, karena usia dini merupakan masa emas perkembangan (golden age) yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak di masa dewasanya. Montessori menyebutnya dengan periode kepekaan (sensitive period). Penggunaan istilah ini bukan tanpa alasan, mengingat pada masa ini, seluruh aspek perkembangan pada anak usia dini, memang memasuki tahap atau periode yang sangat peka. Artinya, jika tahap ini mampu dioptimalkan dengan memberikan berbagai stimulasi yang produktif, maka perkembangan anak di masa dewasa, juga akan berlangsung secara produktif.

Menurut Freud kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (Erikson, 1968).

1.Peran keluarga dalam Pembentukan karakter Anak

Keluarga dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan terhadapmasa depan perkembangan anak. Dari pihak keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan. Anak yangbelum lahir sebenarnya sudah bisa menangkap dan merespons apa-apa yangdikerjakan oleh orang tuanya, terutama kaum ibu.

Menurut Megawangi (2004), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang segara optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah, media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya - turut andil dalam perkembangan karakter anak.

Dengan kata lain, mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan karakter merupakan ”PR” yang sangat penting untuk dilakukan segera. Terlebih melihat kondisi karakter bangsa saat ini yang memprihatinkan serta kenyataan bahwa manusia tidak secara alamiah (spontan) tumbuh menjadi manusia yang berkarakter baik, sebab menurut Aristoteles (dalam Megawangi, 2004), hal itu merupakan hasil dari usaha seumur hidup individu dan masyarakat.

2.Keluarga sebagai Tempat Pertama Pendidikan Karakter Anak

Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB (dalam Megawangi, 2004), fungsi utama keluarga adalah”sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga, sejahtera”.

Menurut pakar pendidikan, William Bennett (dalam Megawangi, 2004), keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagi institusi-institusi lain untuk memperbaiki kegagalan-kegagalannya.

Dari paparan ini dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (termasuk sekolah) untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah. (Latifah;2011)

3.Pola Asuh dalam Pendidikan Karakter Anak di Keluarga

Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya (Latifah;2011). Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak. Jadi gaya yang diprankan orang tua dalam mengembangkan karakter anak sangat penting, apakah ia otoriter, demokratis atau permisif.

Dari paparan di atas jelas bahwa jenis pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya sangat menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak. Kesalahan dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik.

4.Nilai Karakter yang Penting Harus Ditanamkan dalam Keluarga

Ruang lingkup nilai karakter yang semestinya dikembangkan di lingkungan keluarga menurut Ratna Megawangi adalah sebagai berikut :
  1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya
  2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian
  3. Kejujuran
  4. Hormat dan Santun
  5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama
  6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras
  7. Kepemimpinan dan Keadilan
  8. Baik dan Rendah Hati
  9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
  10. 4K ( kebersihan, kesehatan, kerapian dan keamanan)
Sedangkan menurut sumber dari Balitbang, Kementerian Pendidikan Nasional, bahwa ruang lingkup nilai moral dalam rangka pembentukan karakter yang harus dikembangkan di lingkungan keluarga adalah sebagai berikut:

Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamadianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orangselalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Kerja Keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Demokratis: Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama Hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatuyang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Cinta Tanah Air: Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

Bersahabat/Komuniktif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

Cinta Damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Tanggung-jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. (Balitbang Kemendiknas, 2010: 8)
Read More..

Juknis penggunaan dana BOP Paud

Posted by Unknown 0 komentar
Tujuan pemberian bantuan BOP PAUD adalah untuk meningkatkan layanan PAUD berkualitas dalam bentuk Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD Sejenis di seluruh Kab/Kota di Indonesia yang diselenggarakan oleh individu, kelompok, yayasan, organisasi maupun Pemerintah Daerah di satuan PAUD atau Lembaga, satuan pendidikan PKBM, SKB, badan keagamaan, dan satuan pendidikan nonformal lainnya yang sudah memiliki Nomor Pokok Satuan PAUD Nasional (NPSN).

Sasaran program BOP PAUD adalah bentuk Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD Sejenis di seluruh Kab/Kota di Indonesia yang diselenggarakan oleh individu, kelompok, yayasan, organisasi maupun Pemerintah Daerah di satuan PAUD atau Lembaga, satuan pendidikan PKBM, SKB, badan keagamaan, dan satuan pendidikan non formal lainnya yang sudah memiliki Nomor Pokok Satuan PAUD Nasional (NPSN). Sasaran BOP tidak berlaku bagi satuan PAUD atau lembaga yang menetapkan iuran atau pungutan yang melebihi ketentuan yang berlaku di Kabupaten/Kota tersebut.
Pengalokasian besaran BOP PAUD menggunakan perhitungan sebagai berikut:
  • Besar dana BOP PAUD diberikan menggunakan perhitungan jumlah peserta didik dengan satuan biaya sebesar Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah)/peserta didik/tahun dengan prioritas anak usia 4-6 tahun.
  • Satuan PAUD atau Lembaga yang layak mendapatkan alokasi BOP PAUD adalah yang memiliki paling sedikit 12 peserta didik.
  • Satuan   PAUD   atau   Lembaga menerima paling banyak Rp. 36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah) per tahun.  
Penyaluran dana dari Kas Umum Daerah ke rekening satuan PAUD atau Lembaga dilakukan satu kali dalam satu tahun, paling lambat minggu pertama bulan Desember.

Syarat bagi Satuan PAUD atau Lembaga penerima Bantuan Operasional PAUD adalah sebagai berikut:
  1. Satuan  PAUD atau Lembaga yang ada di wilayah Indonesia termasuk satuan pendidikan PKBM, SKB, badan keagamaan, dan satuan pendidikan non formal lainnya yang menyelenggarakan PAUD dan sudah memiliki Nomor Pokok Satuan PAUD Nasional (NPSN);
  2. Semua Satuan PAUD atau Lembaga penerima BOP PAUD harus mengikuti petunjuk teknis penggunaan BOP PAUD yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
  3. Memiliki rekening yang digunakan atas nama satuan PAUD. Tidak diperkenankan menggunakan rekening pribadi dan rekening atas nama satuan kerja Pemerintah;
  4. Memiliki nomor pokok wajib pajak. 
Penyaluran dana BOP PAUD dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dilanjutkan ke rekening satuan PAUD atau Lembaga mengikuti mekanisme Penganggaran, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Belanja Program/DAK BOP PAUD oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Penyaluran dana BOP PAUD dilaksanakan dengan mekanisme non tunai ke rekening Satuan PAUD atau Lembaga.

Ketentuan yang harus diikuti terkait pengambilan dana BOP PAUD oleh Satuan PAUD atau Lembaga adalah sebagai berikut:
  • Pengambilan dana BOP PAUD dari rekening Satuan PAUD atau Lembaga dilakukan oleh bendahara Satuan PAUD atau Lembaga atas persetujuan Kepala/Pengelola Satuan PAUD atau Lembaga dilakukan segera sesuai kebutuhan dengan menyisakan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku. Saldo minimum ini bukan termasuk pemotongan. Pengambilan dana tidak diharuskan melalui sejenis rekomendasi/persetujuan dari pihak manapun;
  • Dana BOP PAUD harus diterima secara utuh oleh Satuan PAUD atau Lembaga dan tidak diperkenankan adanya pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun;
  • Penggunaan dana BOP PAUD disesuaikan dengan kebutuhan Satuan PAUD atau Lembaga sebagaimana tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan PAUD (RKAS).


Read More..

Pendidikan utama dan pertama anak usia dini

Posted by Unknown Selasa, 31 Oktober 2017 0 komentar
Lembaga PAUD bukanlah Pendidikan Utama dan pertama bagi seorang anak ,sebagian orang tua mungkin beranggapan menyekolahkan anak nya ke paud unggulan akan menyelesaikan semua masalah pendidikan padahal pendidikan utama dan pertama adalah dari lingkungan keluarga itu sendiri.sesibuk apapun orang tua hendak nya selalu memantau perkembangan anak nya ,arah kan pada hal hal yang positif yang kelak akan menjadi bekal hidup nya di kemudian hari.pola asuh orang tua atau lingkungan akan ikut andil dalam pembentukan karakter seorang     anak indikator nya :
  1. Orang tua (Bapak dan Ibu) merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap perkembangan anak-anaknya.
  2. Orang tua (Bapak dan Ibu) merupakan orang yang pertama berinteraksi dengan anak-anaknya sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain,
  3. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat (micro systerm) yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak, dan
  4. Waktu yang dimiliki oleh anak lebih banyak dihabiskan di rumah bersama orang tua

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa pemberian pola asuh yang baik akan menghasil karakter yang baik pula pada si anak demikian juga sebalik nya.
menyayangi buah hati bukan berarti memanjakan 
Read More..

Kurikulum paud 2013

Posted by Unknown Kamis, 26 Oktober 2017 0 komentar

Download kurikulum PAUD 2013 dan lampiran nya
Permendikbud No 137 Tahun 2014
Download :
 Di sini !!

Read More..

Membentuk kepribadian anak

Posted by Unknown 0 komentar
Manusia Adalah mahluk social, yang tidak mungkin bisa lepas dari kehidupan kita sehari hari.begitu juga dengan seorang anak hendak nya di latih untuk bersosialisasi sejak dini.Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter seseorang agar dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada yang dianut oleh masyarakat dimana ia tinggal, di mulai dengan melatih interaksi dengan anggota keluarga sendiri sampai dengan masyarakat di mana ia tinggal.
Setiap anggota baru dalam masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat. Tahap itu merupakan suatu proses yang disebut role talking atau pengambilan peran. Dalam tahap ini, seseorang belajar mengetahui peran apa yang harus dijalankan dirinya, dan peran apa yang dijalankan oleh orang lain. Menurut Goerge Herbert Mead, perkembangan seorang anak melalui tiga tahap di antaranya :

a.Play Stage, dalam tahap ini seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya. Contoh; seorang anak yang meniru-niru peran orang-orang yang berada di dekatnya, seperti orang tua, kakak, orang yang mengasuhnya, maupun tetangganya. Pada tahap ini, sepenuhnya anak belum memahami peran-peran yang ditirunya.

b. Game stage, pada tahap ini seorang anak mulai memahami peran orang lain pada waktu berinteraksi, dan juga peran ia sendiri. Jadi anak sudah memahami masing-masing peran yang harus dijalankan oleh tiap individu di saat interaksi berlangsung. Contoh; di keluarga ada beberapa peran yaitu ada peran sebagai ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya.

c. Generalized Others, tahap ini anak mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas (generalized others), tidak hanya orang-orang terdekatnya. Anak pada tahap ini telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Kemampuan anak melihat peran dirinya dan peran orang lain mulai terlihat. Misalnya, di sekolah, ia tahu perannya sebagai siswa, selain itu juga ada peran guru, atau kepala sekolah. Apabila anak sudah mencapai tahap ini maka ia telah mempunyai suatu diri.

Setiap orang mempunyai kepribadian masing masing, dan kepribadian setiap individu berbeda. Perbedaan kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetis ( keturunan), lingkungan (lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar) , kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik seseorang.

Setiap anak akan mempunyai pengalaman yang tidak sama. Pengalaman unik, menurut Paul B. Horton mempunyai pengertian bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama satu sama lainnya, juga tidak seorang pun mempunyai latar belakang pengalaman yang sama. Bagaimana seseorang mengelola pengalamannya, Bagai ia akan membentuk kepribadian nya ,diri kita sendirilah yang menentukan apakah kita akan menjadi pribadi yang tangguh atau menjadi pribadi yang lemah.

Yuk..mari kita berikan yang terbaik buat masa depan anak kita,jadikan mereka sebagai generasi yang tangguh dan bermental baja
Read More..

Paud inklusif

Posted by Unknown Selasa, 24 Oktober 2017 0 komentar
Direktorat pembinaan PAUD Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, telah mengembangkan program dan kegiatan Khusus seperti Bantuan untuk Pendidikan Anak Usia Dini Inklusi. Bantuan untuk PAUD inklusi ini bertujuan untuk meningkatkan akses layanan PAUD bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Ini diharapkan juga dapat mendorong lembaga PAUD untuk siap memberikan layanan pendidikan yang layak bagi semua anak, termasuk anak yang berkebutuhan khusus.

Sasaran program ini adalah lembaga PAUD yang melayani anak-anak luar biasa baik dalam program PAUD Inklusi maupun TK luar biasa yang mana lembaga-lembaga PAUD ini menjadi binaan Dinas Pendidikan Provinsi.

Apakah PAUD Inklusi itu ?
Inklusi atau inklusif berasal dari kata "Include" yang artinya ikut serta atau terlibat-melibatkan, inklusif adalah lawan kata dari eksklusif. Eksklusif memiliki makna tertutup sedangkan inklusif artinya terbuka, dari arti kata ini dapat kita asumsikan bahwa PAUD Inklusi ini harus terbuka untuk anak usia dini siapa saja, baik anak dengan kondisi tumbuh kembang normal maupun anak berkebutuhan khusus. Baik anak dari tingkat ekonomi (kaya) atas maupun anak golongan tingkat bawah (miskin). Baik dari keluarga harmonis maupun dari keluarga yang tidak bahagia. Semua anak dapat bergabung dalam satu lembaga tanpa dibeda-bedakan dalam kegiatan Program PAUD ini.


Ada beberapa pengertian dan definisi dari para ahli tentang pendidikan inklusi ini, pengertian yang terdekat dengan Pendidikan Anak Usia Dini dan Inklusi, seperti di bawah ini :

Pendidikan Inklusi adalah layanan pendidikan yang semaksimal mungkin mengakomodasi semua anak termasuk anak yang memiliki kebutuhan khusus atau anak luar biasa di sekolah atau lembaga pendidikan (diutamakan yang terdekat dengan tempat tinggal anak) bersama dengan teman-teman sebayanya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak.(Tim Pendidikan Inklusi Jawa Barat, 2003:4)

Pendapat lain mengatakan Pendidikan Inklusi adalah pendidikan yang memberikan layanan kepada setiap anak tanpa terkecuali. Pendidikan yang memberikan layanan terhadap semua anak tanpa memandang kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi, ekonomi, jenis kelamin, suku, budaya, tempat tinggal, bahasa dan sebagainya. Semua anak belajar bersama-sama, baik di kelas/ sekolah formal maupun nonformal yang berada di tempat tinggalnya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing anak. (Pendidikan yang Terbuka Bagi Semua, Djuang Sunanto, 2004:3)

Jadi Dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusi adalah:
  1. Pendidikan yang mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, emosional, sosial maupun kondisi lainnya.
  2. Pendidikan yang memungkinkan semua anak belajar bersama-sama tanpa memandang perbedaan yang ada pada mereka.
  3. Pendidikan yang berupaya memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan kemampuannya.
  4. Pendidikan yang dapat mengembangkan kecerdasan emosional dengan berkembangnya rasa   empati dan solidaritas.
  5. Pendidikan yang memberikan anak kesempatan belajar secara langsung, nyata, serta objektif mengenai berbagai karakteristik teman sebaya.
  6. Pendidikan yang memandang setiap individu anak adalah unik dengan ciri karakteristik yang khas dan kemampuan yang berbeda-beda
  7. Pendidikan yang dilaksanakan tidak hanya di sekolah formal, tetapi juga di lembaga pendidikan dan tempat lainnya.

Read More..

Mengenal kecerdasan linguistik anak

Posted by Unknown Minggu, 22 Oktober 2017 0 komentar
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan anak dalam hal mengolah kata-kata (bertutur, berbahasa), atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun tulisan. Untuk mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini, khususnya pada anak yang telah mengikuti program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut;

1.    Mengajak anak berbicara atau berdialog
Ajaklah anak berbicara dan berdialog, karena dengan mengajak anak berdialog dan berbicara merupakan langkah awal melatih anak berbicara, yang merupakan unsur penting dalam berkomunikasi dan keterampilan sosial.
2.    Membacakan Cerita
Membacakan cerita selain menarik bagi anak juga dapa merangsang kemampuan kecerdasan linguistik anak. Dengan membacakan cerita juga akan melibatkan anak dalam aktivitas-aktivitas linguistik baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.    Merangkai cerita
Berikan anak potongan-potongan gambar dan biarkan anak mengungkapkan apa yang ada dipikirannya tentang jalannya cerita pada gambar tersebut. Ini menyenangkan karena anak akan terlibat secara langsung dalam dialog dan diskusi tentang gambarnya.
4.    Bermain huruf dan angka
Seiring dengan pemahaman anak akan huruf dan angka serta penggunaannya, yaitu dengan bermain kartu bergambar berikut kosakatanya. Lakukan aktivitas dengan bermain menggunakan huruf dan angka tersebut.
5.    Berdiskusi
Memberikan kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapatnya, menghargai kata-katanya, membiarkan anak membicarakan perasaan, selain mengasah perkembangan bahasa juga melatih anak untuk mengendalikan emosi.
6.    Bermain Peran
Dalam bermain peran anak akan melakukan dialog atau berkomunikasi dengan teman mainnya, hal ini dapat membantu mengembangkan kemampuan anak dalam penggunaan kosakata menjadi suatu kalimat dan berkomunikasi dengan orang lain.
7.    Menyanyi bersama-sama
Menyanyi bersama-sama dengan teman-temannya dan ibu guru, mampu memberikan pengalaman dan kemampuan vokal yang sangat berpengaruh besar pada pengembangan kemampuan berbicara anak. Menyanyi bersama dapat membuat anak peka terhadap irama dan nada dalam kelompoknya, yang sangat penting dalam membantu kemampuan berkomunikasi dan keterampilan sosialnya.
8.    Memperdengarkan lagu anak-anak.
Banyak lagu-lagu anak yang sangat menarik, sehingga tanpa disadari anak spontan mengikuti lirik lagu yang dibawakan dalam lagu-lagu tersebut. Hal ini sangat menyenangkan bagi anak, selain mempertajam pendengaran anak, memperdengarkan lagu juga menuntut anak untuk menyimak setiap lirik yang dinyanyikan, yang kemudian membuat anak menirukan lagu tersebut dan juga menambah perbendaharan kata, kosakata dan pemahaman arti kata bagi anak usia dini.

Selain 8 delapan cara-mengembangkan kecerdasan linguistik pada Anak Usia Dini di atas juga perlu diKembangkan kemampuan dalam hal komunikasi yang efektif pada anak baik di sekolah ataupun di rumah, agar kemampuan anak untuk berkomunikasi semakin baik, kemampuan bahasa pada anak secara verbal dapat berkembang sesuai dengan kematangan usia dan perkembangan fisiknya.

Read More..

Perkembangan anak usia dini

Posted by Unknown 0 komentar
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa penting yang terjadi dengan sifat yang berbeda, namun saling berkaitan dan sulit dipisahkan satu sama lain. Melalui modul ini kita akan membahas lebih jauh terkait kedua istilah tersebut, dan peristiwa apa saja yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan (growth) adalah proses perubahan dalam besar, jumlah, dan ukuran bagian-bagian tubuh dari individu. Semua perubahan ini dapat dilihat melalui perubahan dari ukuran berat, panjang, dan besar lingkaran kepala. Perubahan-perubahan ini harus diper- hatikan melalui proses pemantauan yang tepat. Adapun alat yang dapat digunakan untuk memantau proses pertumbuhan antara lain adalah Kartu Menuju Sehat yang telah tersebar  di pus-kesmas-puskes-mas seluruh Indonesia.
Kartu Menuju Sehat
Sedangkan Perkembangan (development) merupakan proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang bersifat lebih kompleks dengan  pola yang teratur dan dapat diramalkan, hal ini merupakan hasil dari proses pematangan. Peristiwa perkembangan ini biasanya berkaitan dengan masalah psikologis seperti kemampuan gerak kasar dan halus, intelektual, sosial dan emosional. selengkap nya mengenai perkembangan anak ini bisa di download  disini

Sumber : Module Dikllatsar Paud Daring 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat 2017



Read More..

Konsep dasar paud

Posted by Unknown Sabtu, 21 Oktober 2017 0 komentar
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini yang pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
PAUD adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak (kompetensi).

Tujuan dan Ruang Lingkup PAUD

Tujuan PAUD, pada umumnya adalah mengembangkan berbagai potensi  yang ada pada anak sejak dini sebagai persiapan untuk Masa depan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya Diantaranya adalah :

1. Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut
2. Mengurangi angka mengulang kelas
3.Mengurangi angka putus Sekolah (DO)
4.Mempercepat pencapaian Wajib belajar Pendidikan Dasar 9(sembilan) tahun
5.Meningkatkan Mutu Pendidikan
6.Mengurangi angka buta huruf muda
7.Memperbaiki derajat kesehatan & gizi anak usia dini
8.Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Selain tujuan tersebut, menurut UNESCO (2005) tujuan PAUD antara lain didasarkan pada beberapa alasan - alasan di antaranya : 

Alasan Pendidikan: PAUD merupakan pondasi awal dalam meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan lebih tinggi, menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah.
Alasan Ekonomi: PAUD merupakan investasi yang menguntungkan baik bagi keluarga maupun pemerintah
Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan roda kemiskinan
Alasan Hak/Hukum: PAUD merupakan hak setiap anak untuk memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.
Untuk Lebih jelas nya mengenai konsep dasar PAUD ini dapat anda download disini
Read More..